Rabu, 10 Agustus 2011

KEAGUNGAN BULAN PUASA

Alhamdulillah segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam yg telah menjadikan bulan suci Ramadan sebagai bulan yg penuh berkah dan kemuliaan. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Rasulullah saw beserta keluarga dan segenap sahabatnya serta seluruh kaum Muslimin yg mengikutinya. Amma ba’du. Wahai kaum Muslimin bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah sesungguhnya bulan ini adl bulan yg mulia dan agung. Allah SWT telah mewajibkan kalian agar berpuasa di bulan ini dan mendirikan shalat pada malamnya utk beribadah . Oleh krn itu tiap orang yg berpuasa hendaknya menyibukkan dirinya sepanjang siang dgn berzikir kepada Allah dan membaca Kitabullah memberikan santunan kepada yg berhajat orang lemah dan orang miskin. Telah disebutkan dari Nabi saw bahwa beliau pernah bersabda yg artinya “Apabila telah masuk bulan Ramadhan maka pintu-pintu rahmat dibuka pintu-pintu jahanam ditutup dan setan-setan dibelengu.”Dan sabdanya pula “Puasa adl perisai maka apabila kamu sedang menjalani puasa hendaknya tidak mengeluarkan kata-kata kotor dan jangan mencaci. Dan jika ada oang yg mencaci katakanlah ‘Sesungguhnya saya sedang berpuasa’ dua kali.” Kaum Muslimin rahimakumullah keberkatan dan manfaat bulan ini bagi kalian di dunia dan akherat. Adapun manfaat puasa di dunia adalah dapat memelihara dirimu dari gejolak hawa nafsu yg dapat mencampakkan dirimu ke neraka. Sedang manfaatnya di akhirat adalah bahwa kalian akan memperoleh ampunan dan maghfirah dari Yang Maha Kuasa lagi Maha Tinggi. Alangkah bahagianya orang yg ikhlas beramal di bulan Ramadhan krn Tuhannya dan bahagianya orang yg menjauhi peruatan keji dan memegang teguh etika puasa. Wahai hamba Allah ketahuilah bahwa amal taqarrub kepada Allah hanyalah akan diterima manakala segala amal perbuatan yg dilarang dan diharamkan oleh-Nya ditinggalkan. Hal ini telah dijelaskan oleh sebuah hadits shahih dari Rasulullah saw bahwa beliau pernah bersabda “Barang siapa yg tidak meninggalkan perkataan dan perbuatan keji maka Allah tidak membutuhkan lagi makanan danminuman yg ia tinggalkan .” Dalam hadis lain disebutkan bahwa ibadah puasa itu bukan hanya sekedar meninggalkan makan dan minum tetapi juga meninggalakan segala pembicaraan tak berguna dan kata-kata keji. Dalam kitab Musnad disebutkan bahwa pada zaman Nabi SAW ada dua orang wanita yg menjalani puasa tiba-tiba mereka dicekam dahaga yg nyaris mencabut nyawanya. Lalu peristiwa ini diceritakan kepada Rasulullah saw tetapi beliau berpaling. Kemudian diceritakan lagi perihal kedua wanita ini. Maka beliau memanggil keduanya dan memerintahkan mereka agar muntah. Ternyata keduanya memuntahkan nanah darah dan daging busuk sebanyak satu mangkuk. Melihat itu Rasulullah saw besabda “Sesungguhnya kedua wanita ini berpuasa atas apa-apa yg dihalalkan Allah bagi keduanya tetapi mereka berbuka dgn apa-apa yg diharamkan Allah bagi keduanya. Keduanya duduk-duduk lalu memakan daging orang lain .” Kaum Muslimin yg berbahagia jauhilah olehmu perbuatan mengumpat dan mengadu domba. Takutlah kepada Tuhanmu dan pegang teguhlah amal kebaikan dan kebaktian. Buatlah darimumenjadi orang yg disenangi dan jangan menjadikan dirimu orang yg dibenci. Kerjakan kebaikan semoga kalian berbahagia. Allah SWT berfirman yg artinya “Hai orang-orang yg beriman besabarlah kamu dankuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu beruntung.” . Maasyiral Muslimin rahimakumullah!Dari pemaparan singkat di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa hendaklah utk memperoleh keutamaan di bulan Ramadhan tiap kita dapat menjaga perbutan dari yg terlarang dan giat mengerjakan amal-amal keutamaan sebagai wujud bakti kita kepada Allah SWT.Semoga amalan-amalan kebaikan dan ibadah kita diterima oleh Allah SWT serta diampuni dosa-dosanya yg telah lalu amin! Sumber Khutbah Jumat Masjidil Haram Syekh Abdullah Ibnu Muhammad al-Khulaifi Khatib dan Imam Masjidil Haram

Indahnya Ramadhan

26 09 2006 imageSaat buletin ini sampai di tangan para pembaca yang budiman, Ramadhan tengah memasuki akhir minggu kedua. Itu artinya, hampir separuh puasa Ramadhan telah kita lalui. Dengan demikian, Ramadhan tinggal separuh lagi. Orang yang memahami indahnya bulan Ramadhan tentu akan merasa sangat bersedih, betapa hari-hari puasa seakan cepat sekali berlalu. Rasanya baru kemarin kita memulai, tak terasa, sekarang sudah berjalan separuh. Tentu sebentar lagi pula, Ramadhan dengan segenap keindahan, keberkahan, dan kemuliaannya akan meninggalkan kita. Bila umur kita panjang, tahun depan atau 11 bulan lagi kita baru akan bertemu lagi dengan bulan Ramadhan.
Ramadhan Bulan Ampunan
Salah satu keistimewaan bulan Ramadhan adalah Allah SWT membuka peluang lebar-lebar bagi kita untuk membersihkan dosa dan kesalahan yang selama ini dilakukan asal kita melaksanakan puasa Ramadhan dengan landasan iman dan ikhlas serta tidak melakukan dosa-dosa besar. Tentang hal ini, Nabi menyatakan:
Siapa saja yang berpuasa pada bulan Ramadhan dengan landasan iman dan ikhlas akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. (HR Ahmad).
Shalat lima waktu, Jumat ke Jumat, dan Ramadhan ke Ramadhan menghapus dosa di antaranya selama dosa-dosa besar dijauhi. (HR Muslim).
Saking bersihnya kita dari dosa, sekeluar kita dari Ramadhan, kuta digambarkan bagaikan baru dilahirkan kembali oleh ibu kita.
Siapa saja yang berpuasa dan shalat malam (tarawih) karena iman dan ikhlas akan keluar dari dosanya seperti hari dia dilahirkan oleh ibunya. (HR Ibn Majah dan al-Baihaqi).
Begitu mudahkah Allah SWT mengampuni dosa-dosa kita? Jawabnya, ya. Yakinlah, Allah SWT pasti akan menerima tobat kita.
Sesungguhnya Allah pasti menerima tobat hamba-Nya selama belum mengalami sakratulmaut. (HR at-Tirmidzi).
Bahkan dalam hadis yang lain dijelaskan bahwa Allah SWT sesungguhnya sangat bergembira menyaksikan hambanya yang-meski berlumuran dosa-datang untuk bertobat lebih bergembira dibandingkan dengan orang yang dalam perjalanan di padang pasir menemukan kembali ontanya yang penuh perbekalan, yang sebelumnya hilang.
Muslim yang baik bukanlah orang yang tidak pernah melakukan kesalahan, karena itu tidak mungkin. Sudah menjadi tabiat manusia melakukan kesalahan dan kekhilafan. Di samping dorongan hawa nafsu dan tarikan lingkungan juga karena memang setan telah berjanji akan terus menggoda manusia. Akan tetapi, kata Nabi, sebaik-baik orang yang melakukan kesalahan adalah yang bersegera bertobat.
Setiap manusia berbuat kesalahan dan sebaik-baik orang yang melakukan kesalahan adalah mereka yang mau bertobat. (HR Ad-Darimi).
Jadi, sudahkan Anda bertobat? Alhamdulillah bila sudah. Salah satu syarat tobat kita diterima Allah adalah, seperti dalam ayat di atas, kita berjanji untuk tidak mengulangi kesalahan itu. Di sinilah peran penting puasa yang disebut Nabi bagaikan benteng untuk kita tidak melakukan kesalahan.
Puasa bagaikan benteng (yang mencegah perbuatan keji dan mungkar). (HR al-Bukhari).
Kemuliaan Ramadhan
Ramadhan memang bulan mulia. Di dalamnya terdapat malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Dalam bulan Ramadhan pula diturunkan al-Quran sebagai petunjuk hidup manusia, penjelas dan pembeda antara yang haq dan yang batil.
Bulan Ramadhan yang di dalamnya diturunkan al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia, penjelas dari petunjuk itu, dan pembeda. (QS al-Baqarah [2]: 185).
Begitu banyak pujian Allah untuk bulan Ramadhan dan keistimewaan yang diberikan Allah untuk orang-orang yang berpuasa. Berbeda dengan ibadah yang lain, puasa dinyatakan untuk Allah sendiri:
Setiap amal manusia untuknya kecuali puasa. Puasa untuk-Ku dan Aku yang akan membelasnya. (HR al-Bukhari dan Muslim).
Bahkan dikatakan, bau mulut orang yang berpuasa (dan itu wajar karena seharian tidak kemasukan makanan atau minuman) ternyata pada sisi Allah lebih harum daripada bau minyak kesturi.
Sungguh, demi Zat yang jiwa Muhammad berada dal;am genggaman-Nya, bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah pada Hari Kiamat darpada wangi minyak kesturi. (HR Muslim).
Dalam bulan Ramadhan, Allah yang Maha Pemurah menjadi lebih pemurah lagi. Dilipatkangandakan-Nya perhitungan pahala orang yang berbuat kebajikan. Siapa saja yang melakukan ibadah sunnah dihitung melakukan kewajiban dan yang melakukan kewajiban dilipatkangandakan pahalanya 70 kali dibandingkan dengan melakukan kewajiban di luar bulan Ramadhan.
Siapa saja yang mendekatkan diri kepada Allah dengan kebajikan (sunnah), dinilai sama melakukan fardhu di bulan lain. Siapa saja yang melakukan fardhu, dinilai 70 kali melakukan fardhu di bulan lain. (HR Ibn Khuzaimah).
Bahkan Allah juga akan menambah rezeki orang-orang beriman di bulan puasa ini.
Sesungguhnya engkau akan dinaungi bulan yang senantiasa besar lagi penuh berkah, bulan yang di dalamnya ada suatu malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Ramadhan adalah bulan sabar dan sabar pahalanya surga. Ramadhan adalah bulan pemberian pertolongan dan bulan Allah menambah rezeki orang Mukmin. (HR al-Bukhari dan Muslim).
Dikatakan juga bahwa puasa memberikan kebahagiaan kepada yang melakukan, yakni ketika berbuka dan ketika bertemu Allah SWT kelak.
Untuk orang yang berpuasa ada dua kebahagiaan: ketika berbuka, ia senang dengan bukanya; ketika berjumpa dengan Allah kelak, ia senang dengan puasanya. (HR Muslim).
Benar sekali. Sepanjang hidup kita, tak terhitung sudah kita makan berbagai makanan. Akan tetapi, mengapa setiap berbuka, kita merasakan sesuatu yang berbeda. Ada perasaan lega, syukur, nikmat dan bahagia yang tak terkatakan. Semua itu tentu hanya bisa dirasakan oleh orang yang menjalankan puasa. Tidak aneh, saat berbuka adalah waktu yang ditunggu-tunggu oleh siapapun yang berpuasa.
Tentang kebahagiaan kedua, yakni saat bertemu dengan Allah, Nabi menyatakan bahwa puasa akan memberikan syafaat (pertolongan) kepada yang melakukannya dan menghindarkannya dari jilatan api neraka.
Puasa dan al-Quran akan memberi syafaat pada Hari Kiamat. Berkata Puasa, “Ya Tuhan, Engkau larang hamba-Mu makan dan memuaskan syahwat pada siang hari, dan sekarang ia meminta syafaat padaku karena itu.” (HR Ahmad).
Tidak berpuasa seorang manusia satu hari dalam jihad fi sabilillah kecuali dengan itu Allah menghindarkan dirinya dari neraka selama tujuh puluh tahun. (HR al-Bukhari dan Muslim).
Tentang indahnya bulan Ramadhan, Nabi yang mulia mengatakan:
Seandainya manusia mengetahui kebaikan-kebaikan bulan Ramadhan, niscaya mereka mengharapkan sepanjang tahun adalah bulan Ramadhan. (HR Ibn Abi Dunya).
Bagaimana dengan kita, apakah juga mengharapkan sepanjang tahun menjadi bulan Ramadhan?
Dapat Apa?
Pertanyaan penting setelah kita melaksanakan puasa Ramadhan sekian hari lamanya adalah, apa yang sudah kita dapatkan dari puasa kali ini? Jawabannya tentu berpulang pada bagaimana kita memaknai puasa Ramadhan itu sendiri. Bila puasa dimaknai sekadar tidak makan dan minum serta tidak melakukan yang membatalkan puasa, tentu hanya itu pula yang bakal didapat. Puasa memang merupakan ibadah dalam bentuk tidak mengkonsumsi makanan dan minuman serta tidak melakukan hal yang membatalkan puasa pada siang hari Ramadhan. Itu betul. Akan tetapi, Nabi sendiri menyatakan:
Bukanlah puasa dari sekadar menahan makan dan minum tapi puasa yang sesungguhnya adalah menahan dari laghwu dan rafats. (HR Ibn Khuzaimah).
Itu menunjukkan bahwa ada makna yang lebih dalam dari sekadar menahan lapar dan dahaga.
Selama puasa, kita dilarang makan dan minum serta berhubungan seksual dengan istri atau suami kita. Padahal, makanan dan minuman itu halal, serta suami atau istri pun juga halal. Ternyata, dengan tekad dan kemauan yang besar, kita bisa. Nah, bila untuk menjauhi yang halal saja bisa, mestinya dengan tekad yang sama, semua perkara yang haram, lebih bisa lagi kita ditinggalkan.
Puasa Ramadhan memang adalah bulan riyâdhah (latihan) untuk meningkatkan kemauan kita untuk taat kepada aturan Allah. Bila berhasil, kelak di penghujung bulan Ramadhan kita benar-benar bisa disebut muttaqîn (orang yang bertakwa), yakni orang yang mempunyai kemauan yang kuat untuk senantiasa melaksanakan perintah dan menjauhi larangan Allah SWT. Artinya, semestinya pada bulan lain setelah Ramadhan, kita menjadi lebih taat kepada syariat-Nya.
Lalu, mengapa kenyataannya tidak demikian? Tetap saja, kemaksiatan terjadi di mana-mana. Karena negeri ini rakyatnya mayoritas Muslim, pelaku kejahatan juga tentu kebanyakan Muslim. Pelacuran dan perjudian marak di mana-mana; pornografi dan pornoaksi tetap saja terjadi; korupsi makin menjadi-jadi; dan sebagainya. Jika demikian, mana pengaruh puasa yang setiap tahun dilaksanakan?
Kita ternyata memang selama ini kurang peduli terhadap esensi ibadah. Shalat rajin, maksiat juga rajin. Haji ditunaikan, korupsi digalakkan. Bacaan al-Quran dilombakan, tetapi ajarannya dilecehkan. Benarlah kata Nabi:
Betapa banyak orang berpuasa tidak mendapatkan apa-apa kecuali lapar dan betapa banyak orang yang menghidupkan malam tidak mendapatkan apa-apa kecuali begadangnya saja. (HR Ibn Majah).

Minggu, 10 Juli 2011

Tujuan Diadakannya MOS Bagi Siswa Baru

Tujuan Diadakannya MOS Bagi Siswa Baru – Sahabat Pustajers, Blog Pustaka sekolah baru bisa update artikel lagi, setelah blog ini sempat mengalami gangguan teknis selama beberapa hari, tadi malam baru normal kembali. Pada kesempatakan kali ini, blog ini akan mengankat topik mengenai tujuan diadakkannya MOS bagi siswa baru. Yup Mos atau masa orientasi siswa adalah bertujuan untuk mengenalkan peserta didik dalam lingkungan belajar yang baru agar memiliki kesiapan belajar yang baik. Mereka dikenalkan tentang fasilitas belajar, strategi belajar, kurikulum, tata tertib siswa, kultur akademik di Muhi, pendidik dan tenaga kependidikan, serta teman-teman, baik seangkatan, maupun kakak-kakak kelasnya.
masa orientasi siswa
Masa Orientasi Siswa (MOS)
MOS atau masa orientasi siswa bagi para siswa baru tahun 2011, akan tetap dilaksanakan, dengan catatan kegiatan MOS ini tidak dikotori oleh kegiatan-kegiatan perpeloncoan, atau bahkan kegiatan penyiksaan atau kekerasan fisik. Tahun-tahun sebelumnya kegiatan Masa orientasi siswa ada saja yang memanfaatkan untuk melakukan perpeloncoan, terutama segelintir panitia atau senior kepada siswa baru atau juniornya. Padahal sudah jelas kegiatan MOS atau masa orientasi siswa adalah kegiatan positif untuk saling berkenalan dan juga terutama dutujukan kepada siswa baru agar lebih mengenal lingkungan barunya, atau sekolah barunya.
Bentuk penyiksaan atau kekerasan fisik dalam MOS tahun 2011 ini, janganlah ditolerir, kalau memilih panitia MOS, hendaknya memilih siswa senior yang betul-betul tahu dan mengerti tujuan dilaksanakannya MOS tersebut.
Dan Pada tahun ini, kemendiknas selaku penanggung jawab pendidikan di Indonesia, akan mengeluarkan peraturan kemendiknas mengenai tata cara kegiatan MOS bagi siswa SMP/Sederajat dan SMA/sederajat. Semoga dengan keluarnya regulasi yang mengatur Masa orientasi siswa atau MOS ini, kegiatan MOS ini tidak meninggalkan cerita miring lagi, atau dalam artian tidak ada lagi kekerasan baik fisik maupun mental dalam kegitan MOS 2011, semoga saja.

Kamis, 23 Juni 2011

penangkapan pembunuh 1 keluarga




Tersangka Suwandi, diamankan dari rumahnya di Merbau, Labuhan Batu, Kamis pagi (23/6/2011). Selanjutnya dia dibawa untuk menjalani pemeriksaan ke Mapolres Labuhan Batu di Rantau Prapat, sekitar 290 kilometer dari Medan, ibukota Sumut.

Wakil Kepala Polres Labuhan Batu Komisaris Polisi (Kompol) Tetra Darmariawan menyatakan, penangkapan tersangka ini dilakukan menyusul keterangan beberapa saksi yang diperoleh polisi. Sejauh ini tersangka Suwandi juga mengakui perbuatannya.

"Dia mengaku melakukannya sendiri, pelaku tunggal," Tetra Darmariawan kepada wartawan.

Dalam keterangannya kepada polisi, tersangka mengatakan pembunuhan terhadap keluarga Supriadi (45) dilakukannya pada Rabu (22/6) subuh. Motif utamanya terkait kasus utang piutang. Tersangka yang kesal ditagih hutang, datang dan menginap di rumah korban di Desa Pulo Padang, Kecamatan Rantau Selatan.

Ketika semua terlelap, satu per satu korban dihabisi dengan cara dipukul kepalanya. Jenazah Supriadi dan Arif Pradana (9) dimasukkan ke dalam sumur, sedangkan Wagiyem (40) dan M Ridwan (16) tergeletak di dalam rumah. Jenazah para korban ditemukan warga pada Rabu (22/6) pagi.

Korban terakhir yang dihabisi adalah Juni Ananda Azhari (18), pelajar SMK Negeri 1 Rantau Utara. Dia sempat melarikan diri, namun dikejar tersangka hingga ke kawasan perkebunan kelapa sawit dan di sana dia dipukuli serta ditusuk dengan senjata tajam. Jenazahnya ditemukan pada Kamis (23/6) pagi.

Pembroke Satu Keluarga Dibekuk, Satu Korban Lagi Ditemukan


Pembroke Satu Keluarga Dibekuk, Satu Korban Lagi Ditemukan

Metro Siang / Nusantara / Kamis, 23 Juni 2011 12:08 WIB

Metrotvnews.com, Labuhan Batu: Seorang korban dari pembunuhan satu keluarga di Labuhan Batu, Sumatra Utara, ditemukan, Kamis (23/6). Korban yang sempat dinyatakan hilang, ditemukan tewas di wilayah perkebunan kelapa sawit, sekitar dua kilometer dari rumahnya.

Keberadaan gadis bernama Zuni Ananda Azhari sempat menjadi teka teki. Pascaperistiwa pembunuhan satu keluarganya di Labuhan Batu, Zuni sempat hilang.

Anak sulung yang dikenal pendiam dan cukup pintar di sekolah itu, bahkan sempat dicurigai sebagai pelaku. Pasalnya, sejumlah uang tunai dan perhiasan milik orang tuanya hilang.

Mayat pelajar kelas 11 SMK itu ditemukan dalam keadaan telungkup dan ditutupi semak-semak. Di tempat kejadian perkara, polisi menemukan sebilah keris dan batang kayu yang diduga dijadikan alat untuk pelaku memukul korban. Polisi, lalu kembali mengaitkan keterangan sejumlah tetangga korban yang menjadi saksi.

Korban ditemukan setelah polisi membawa tersangka Swandi ke lokasi penemuan korban. Lelaki yang dikenal sebagai paranormal di daerah itu diketahui sempat berkunjung ke rumah korban, pada malam kejadian. Namun, warga tidak mengetahui kepulangan Swandi. Warga pun tak mengetahui Swandi sering berkunjung ke rumah korban.

Massa yang geram, nyaris menghajar Swandi saat digelandang polisi ke lokasi penemuan korban. Beruntung, polisi sigap dan berhasil menyelamatkan Swandi dari amuk massa. Polisi lalu membawa tersangka ke Mapolres Labuhan Batu untuk dimintai keterangan. Sementara, mayat Zuni dibawa ke rumah sakit untuk diautopsi.

Sejauh ini pengakuan Swandi masih disangsikan. Kapolres Labuhan Batu Ajun Komisaris Polisi Hibra Wahyu mengaku masih mengumpulkan bukti-bukti dan data-data lengkap tentang pelaku pembunuhan satu keluarga itu.(****)

Rabu, 22 Juni 2011

Kasus Pembuhuhan Misterius di Labuan Batu

Kasus Pembuhuhan Misterius di Labuan Batu


GI-News — Seperti sebuah seri sinetron, satu keluarga yang terdiri dari 4 (empat) orang ditemukan tewas dalam posisi yang terpisah, di Labuhan Batu, Sumatra Utara.
Satu keluarga berjumlah empat orang ini ditemukan tewas di Labuhan Batu, Sumatera Utara (Sumut). Peristiwa pembunuhan dengan banyak korban dalam waktu yang bersamaan merupakan kasus yang sangat di luar kebiasaan. Pembuhuhan dengan korban yang lebih dari satu hanya bisa dilakukan oleh pelaku yang lebih dari satu, kecuali pembuhuhan dilakukan dengan racun atau semacamnya. Namun peristiwa semacam ini bisa saja kasus bunuh diri.
Antisipasi yang Lambat dan Terlambat
Seperti yang sudah diduga, kasus ini terkesan lambat ditangani. Komisaris Polisi (Kompol) Tetra Darmariawan menyatakan pihaknya masih melakukan penyelidikan terkait kasus ini. Sejauh ini mereka masih belum menetapkan tersangka. Namun secara sekilas tidak terlihat adanya tanda-tanda penganiayaan pada tubuh korban. Belum bisa dipastikan penyebab kematian korban. Padahal kasus ini sudah lebih dari 24 jam kejadiannya. Dari data sidak forensik seharusnya sudah segera dapat dipastikan apakah ini korban pembunuhan atau bunuh diri. Orang awampun mengetahui bahwa dari olah sidik jari dan DNA yang ditemukan di TKP, kurang dari 24 jam analisa kasus sedianya sudah bisa diperoleh.
Di Singapore, misalnya, security system yang bagus memungkinkan polisi mampu menemukan barang hilang, sebelum korban melapor kehilangan.
Runtutan Peristiwa
Kasus tewasnya satu keluarga ini diketahui pada Rabu pagi sekitar pukul 10.00 WIB, ketika salah seorang kerabat korban datang ke rumah tersebut. Setelah memanggil beberapa kali dan tidak ada sahutan, hal itu menimbulkan kecurigaan. Para tetangga yang datang kemudian mendobrak pintu dan menemukan para korban sudah tewas.
Kasus pembunuhan itu terjadi di Desa Pulo Padang, Kecamatan Rantau Selatan, Kabupaten Labuhan Batu, sekitar 290 kilometer dari Medan, ibukota Sumut. Para korban yang ditemukan tewas masing-masing Supriadi (45) dan istrinya Wagiyem (40), kemudian kedua anaknya M Ridwan (16) dan Arif Pradana (9) siswa kelas II SD.
“Jenazah semua korban saat ini dibawa ke rumah sakit di Pematang Siantar, nanti setelah hasil forensik dan olah perkara di tempat kejadian perkara, baru kita bisa mengarah pada tersangka,” kata Tetra Darmariawan kepada wartawan Rabu (22/6/2011) malam.
Para korban yang tewas tersebut ditemukan terpisah di beberapa bagian rumah. Supriadi dan Arif Pradana ditemukan di dalam sumur, sedangkan dua korban lagi Wagiyem dan M Ridwan ditemukan di dapur. Keluarga korban ini sebenarnya memiliki lagi seorang anak, Juni Ananda Azhari (18). Pelajar SMK Negeri 1 Rantau Utara kelas II jurusan Tekhnik Komputer Jaringan ini juga tinggal di rumah tersebut, namun hingga kini masih belum ditemukan. Polisi masih mencari yang bersangkutan.
Dampak dari Lemahnya Sistem Komunikasi Sosial
Banyak kasus semacam ini terjadi sebagai akibat sistem hubungan antar keluarga, maupun hubungan kekerabatan dalam masyarakat bersangkutan yang rapuh. Hal tersebut diperkeruh oleh security-system di daerah yang kurang sistematis. Babinsa yang biasanya bekerja sendiri (tanpa anak buah), harus beroperasi siang malam melayani ratusan keluarga. Dengan kondisi ini, sangat tidak mungkin mereka mampu mengantisipasi keadaan, belum lagi bila oknum tersebut lebih memilih pada “masyarakat yang basah” katimbang wilayah yang “kering”.
Hubungan sosial yang bersifat sistemik sebenarnya bisa diciptakan, dengan menggunakan beberapa teknologi komunikasi sederhana. Sumber: RadarNews

Satu Keluarga Tewas Misterius

Satu Keluarga Tewas Misterius PDF Print
Image

Warga Kecamatan Pulau Padang, Rantau Utara, berkerumun di depan rumah korban yang telah dipasang garis pembatas polisi kemarin.

RANTAUPRAPAT– Seorang pengusaha getah ditemukan tewas bersama istri dan dua anaknya di rumahnya di Kelurahan Pulau Padang, Kecamatan Rantau Utara, Kabupaten Labuhanbatu kemarin. Kematian satu keluarga ini masih misterius karena seorang anak korban menghilang sejak kemarin. Jenazah Supri alias Benjol, 45,ditemukan di dalam sumur bersama putranya Arif Prada, 9. Sedangkan istrinya, Wagiem, 40, ditemukan terkapardidapurdanputranya MRidwan, 15, terbujur kaku di ruang tamu.

Putra korban yang belum diketahui keberadaannya bernama Juni Ananda Azhari,18. Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Labuhanbatu Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Hirbak Wahyu mengatakan, mereka belum bisa memastikan penyebab kematian keluarga pengusaha getah itu. “Sabar ya, kami masih melakukan penyelidikan, baru olah TKP (tempat kejadian perkara) tadi siang (kemarin),”katanya.

Wakil Kepala Polres (Wakapolres) Labuhanbatu Komisaris Polisi (Kompol) Terta Bayu Darmariawan mengatakan, tidak ada bekas penganiayaan di tubuh para korban.Tetapi, mereka belum dapat menyimpulkan penyebab kematian korban karena masih harus menunggu hasil autopsi. “Di TKP pun tidak ada kelihatan benda-benda yang dijadikan sebagai alat untuk menganiaya korban. Kita tunggulah hasil autopsi,”katanya. Kematian satu keluarga ini pun menggegerkan warga setempat.

Warga pun berduyunduyun mengerubungi kediamankorban. Berdasarketerangan diperoleh,penemuan keempat mayat korban itu berawal dari kecurigaan seorang penderes getah yang hampir saban hari mendatangi kediaman Supri. Si penderes yang juga rekan korban menaruh curiga karena pintu rumah Supri masih terkuncidaridalam, padahalsudah pukul 10.00 WIB. Alhasil, penderes ini bersama sejumlah tetangga mendobrak pintu. Saat itulah mereka menemukan satu persatu jenazah korban.

Jenazah Wagiem ditemukan di dapur dengan posisi tergeletak di samping tiang penyangga yang berjarak dua meter dari sumur. Jenazah M Ridwan ditemukan terbaring di samping tempat tidur di ruang tamu yang berukuran sekitar 10 meter x7 meter. Di sebuah kamar yang terkunci dari dalam dan bersebelahan dengan jenazah M Ridwan, warga menemukan dua tumpukan menyerupai sesajen ditutupi kain merah dan dibungkus kain putih. Selain itu, dua gelas berisi air mirip susu dan dua gelas lainnya tertumpah di talam berwarna hitam.

Di atas salah satu meja di dapur yang berjarak sekitar dua meter dari jenazah Wagiem terdapat satu panci bubur warna putih (bubur sum-sum) yang sudah mengental. Di sebelahnya terlihat bubur di dalam piring putih bercampur dengan wijen. Sedangkan jenazah Supri dan Arif Prada ditemukan warga di sumur.Semula hanya jenazah Supri yang ditemukan dalam kondisi leher terikat tali timba sehingga seolah-olah bunuh diri.Namun, lidah korban tidak menjulur keluar.

Tak lama kemudian dari dalam sumur itu muncul jenazah putra bungsu korban.Terkesan bahwa keduanya dicemplungkan ke dalam sumur. Hingga kemarin sore, motif kematian keempat korban masih simpang siur karena putra sulung korban Juni Ananada Azhari belum diketahui keberadaannya. Diyakini dialah saksi kunci atas kematian orangorang yang dicintainya. Soal keberadaan benda yang diduga sesajen, salah seorang kemenakan istri korban bernama Rita, 30, mengaku sempat bertemu dengan seorang dukun yang sering datang ke rumah korban.

Sayangnya dukun tersebut belum diketahui dimana alamatnya. “Tadi setelah kami lihat isi hand phone korban ada juga SMS (pesan singkat) dari dukun itu, pesannya tertulis, “eneng”,” kata Rita kepada wartawan. Sementara itu,Kasiman,63, abang Wagiem mengaku kaget bukan kepalang mengetahui peristiwa ini.Menurut dia, selama ini tidak pernah terjadi pertengkaran dalam rumah tangga adiknya. “Sehari sebelum kejadian ini, setahu saya mereka baik-baik saja dan tidak ada musuh mereka,” ungkapnya.

Informasi lain, salah seorang tetangga korban yang tidak bersedia menyebutkan namanya mengungkap kan,curiga peristiwa ini dipicu persoalan harta warisan. Sebab, beberapa tahun belakangan ini, setelah orang tua istri korban meninggal, hampir seluruh warisan dan termasuk perkebunan karet seluas 5 hektare dikelola keluarga Supri hingga akhirnya menjadi pengusaha getah.“Saya curiganya ke situ karena anak laki-laki dari mertuanya tidak ada,”ungkap pria yang mengaku pernah membeli getah korban.

Psikolog Lodi Ana Ayu mengatakan, kejadian ini harus dianalisa secara menyeluruh. Baik hubungan keluarga, tetangga dan lainnya. Dari situ bisa ditelusuri motif sebenarnya kejadian ini.Bila kejadian ini dikaitkan dengan pembagian warisan seperti yang disampaikan tetangga, tentunya ada tanda-tanda penganiyaan. Biasanya perselisihan masalah tersebut dipicu dengan tindak kekerasan.

“Kalau masalah warisan pasti ada penganiyaan, tidak seperti ini.Sebab,kejadian itu didukung faktor keluarga iri dan dengki memicu penganiyaan. Kalau tidak ada berarti bukan warisan,”katanya. Tewasnya satu keluarga ini pasti dipicu salah satu persoalan. Tidak mungkin meninggal begitu saja tanpa sebab. Bisa saja penyebabnya diracuni atau lainnya. Kalau masalah klenik sepertinya jauh dari akal sehat, meskipun hal itu ada.“Dikaitkan ke klenik bisa saja, tapi jauhlah.

Saya juga tidak yakin dikarenakan itu. Di luar kepercayaan kitalah.Ada faktor lain yang menyebabkan itu, bisa saja diracun karena meminum apa, makan apa. Untuk membuktikannya itu seperti yang saya katakan tadi, harus dianalisa secara bagus. Dengan penelusuran semua sisi bisa membuka apa motif sebenarnya,” tandasnya. sartana nasution, reza shahab