Rabu, 22 Juni 2011

Satu Keluarga Tewas Misterius

Satu Keluarga Tewas Misterius PDF Print
Image

Warga Kecamatan Pulau Padang, Rantau Utara, berkerumun di depan rumah korban yang telah dipasang garis pembatas polisi kemarin.

RANTAUPRAPAT– Seorang pengusaha getah ditemukan tewas bersama istri dan dua anaknya di rumahnya di Kelurahan Pulau Padang, Kecamatan Rantau Utara, Kabupaten Labuhanbatu kemarin. Kematian satu keluarga ini masih misterius karena seorang anak korban menghilang sejak kemarin. Jenazah Supri alias Benjol, 45,ditemukan di dalam sumur bersama putranya Arif Prada, 9. Sedangkan istrinya, Wagiem, 40, ditemukan terkapardidapurdanputranya MRidwan, 15, terbujur kaku di ruang tamu.

Putra korban yang belum diketahui keberadaannya bernama Juni Ananda Azhari,18. Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Labuhanbatu Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Hirbak Wahyu mengatakan, mereka belum bisa memastikan penyebab kematian keluarga pengusaha getah itu. “Sabar ya, kami masih melakukan penyelidikan, baru olah TKP (tempat kejadian perkara) tadi siang (kemarin),”katanya.

Wakil Kepala Polres (Wakapolres) Labuhanbatu Komisaris Polisi (Kompol) Terta Bayu Darmariawan mengatakan, tidak ada bekas penganiayaan di tubuh para korban.Tetapi, mereka belum dapat menyimpulkan penyebab kematian korban karena masih harus menunggu hasil autopsi. “Di TKP pun tidak ada kelihatan benda-benda yang dijadikan sebagai alat untuk menganiaya korban. Kita tunggulah hasil autopsi,”katanya. Kematian satu keluarga ini pun menggegerkan warga setempat.

Warga pun berduyunduyun mengerubungi kediamankorban. Berdasarketerangan diperoleh,penemuan keempat mayat korban itu berawal dari kecurigaan seorang penderes getah yang hampir saban hari mendatangi kediaman Supri. Si penderes yang juga rekan korban menaruh curiga karena pintu rumah Supri masih terkuncidaridalam, padahalsudah pukul 10.00 WIB. Alhasil, penderes ini bersama sejumlah tetangga mendobrak pintu. Saat itulah mereka menemukan satu persatu jenazah korban.

Jenazah Wagiem ditemukan di dapur dengan posisi tergeletak di samping tiang penyangga yang berjarak dua meter dari sumur. Jenazah M Ridwan ditemukan terbaring di samping tempat tidur di ruang tamu yang berukuran sekitar 10 meter x7 meter. Di sebuah kamar yang terkunci dari dalam dan bersebelahan dengan jenazah M Ridwan, warga menemukan dua tumpukan menyerupai sesajen ditutupi kain merah dan dibungkus kain putih. Selain itu, dua gelas berisi air mirip susu dan dua gelas lainnya tertumpah di talam berwarna hitam.

Di atas salah satu meja di dapur yang berjarak sekitar dua meter dari jenazah Wagiem terdapat satu panci bubur warna putih (bubur sum-sum) yang sudah mengental. Di sebelahnya terlihat bubur di dalam piring putih bercampur dengan wijen. Sedangkan jenazah Supri dan Arif Prada ditemukan warga di sumur.Semula hanya jenazah Supri yang ditemukan dalam kondisi leher terikat tali timba sehingga seolah-olah bunuh diri.Namun, lidah korban tidak menjulur keluar.

Tak lama kemudian dari dalam sumur itu muncul jenazah putra bungsu korban.Terkesan bahwa keduanya dicemplungkan ke dalam sumur. Hingga kemarin sore, motif kematian keempat korban masih simpang siur karena putra sulung korban Juni Ananada Azhari belum diketahui keberadaannya. Diyakini dialah saksi kunci atas kematian orangorang yang dicintainya. Soal keberadaan benda yang diduga sesajen, salah seorang kemenakan istri korban bernama Rita, 30, mengaku sempat bertemu dengan seorang dukun yang sering datang ke rumah korban.

Sayangnya dukun tersebut belum diketahui dimana alamatnya. “Tadi setelah kami lihat isi hand phone korban ada juga SMS (pesan singkat) dari dukun itu, pesannya tertulis, “eneng”,” kata Rita kepada wartawan. Sementara itu,Kasiman,63, abang Wagiem mengaku kaget bukan kepalang mengetahui peristiwa ini.Menurut dia, selama ini tidak pernah terjadi pertengkaran dalam rumah tangga adiknya. “Sehari sebelum kejadian ini, setahu saya mereka baik-baik saja dan tidak ada musuh mereka,” ungkapnya.

Informasi lain, salah seorang tetangga korban yang tidak bersedia menyebutkan namanya mengungkap kan,curiga peristiwa ini dipicu persoalan harta warisan. Sebab, beberapa tahun belakangan ini, setelah orang tua istri korban meninggal, hampir seluruh warisan dan termasuk perkebunan karet seluas 5 hektare dikelola keluarga Supri hingga akhirnya menjadi pengusaha getah.“Saya curiganya ke situ karena anak laki-laki dari mertuanya tidak ada,”ungkap pria yang mengaku pernah membeli getah korban.

Psikolog Lodi Ana Ayu mengatakan, kejadian ini harus dianalisa secara menyeluruh. Baik hubungan keluarga, tetangga dan lainnya. Dari situ bisa ditelusuri motif sebenarnya kejadian ini.Bila kejadian ini dikaitkan dengan pembagian warisan seperti yang disampaikan tetangga, tentunya ada tanda-tanda penganiyaan. Biasanya perselisihan masalah tersebut dipicu dengan tindak kekerasan.

“Kalau masalah warisan pasti ada penganiyaan, tidak seperti ini.Sebab,kejadian itu didukung faktor keluarga iri dan dengki memicu penganiyaan. Kalau tidak ada berarti bukan warisan,”katanya. Tewasnya satu keluarga ini pasti dipicu salah satu persoalan. Tidak mungkin meninggal begitu saja tanpa sebab. Bisa saja penyebabnya diracuni atau lainnya. Kalau masalah klenik sepertinya jauh dari akal sehat, meskipun hal itu ada.“Dikaitkan ke klenik bisa saja, tapi jauhlah.

Saya juga tidak yakin dikarenakan itu. Di luar kepercayaan kitalah.Ada faktor lain yang menyebabkan itu, bisa saja diracun karena meminum apa, makan apa. Untuk membuktikannya itu seperti yang saya katakan tadi, harus dianalisa secara bagus. Dengan penelusuran semua sisi bisa membuka apa motif sebenarnya,” tandasnya. sartana nasution, reza shahab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar