Rabu, 22 Juni 2011

Sekeluarga Tewas Misterius, Anak Sulung ‘Menghilang

Sekeluarga Tewas Misterius, Anak Sulung ‘Menghilang’



Warga Kelurahan Pulo Padang, kecamatan Rantau Utara, Labuhanbatu dihebohkan dengan penemuan mayat sekeluarga. Supriadi als benjol bersama istri Wagiyem dan kedua anaknya ditemukan tewas mengenaskan dalam rumahnya, Rabu (22/6) sekira pukul 10.00 wib oleh Kasno warga setempat.
Semula, Kasno yang keseharian bekerja dengan korban sekitar ingin membayar cicilan uang jula-jula kepada korban Wagiyem. Namun berulang kali mengetuk pintu rumah korban tidak mendapat sahutan. Merasa curiga Kasno memanggil dan mengabari para tetangga korban.
Tetangga yang dihubungi juga tak berhasil ketika mengetuk dan menggedor rumah itu. Menaruh curiga mereka selanjutnya mendobrak pintu depan rumah korban yang tidak jauh dari kantor kelurahan setempat, para warga langsung menelusuri kedalam rumah itu, dikejutkan dengan penemuan korban Wagiyem yang terkapar di lantai dapur rumah itu dengan kondisi mengenaskan tanpa nyawa.
Disekitar wagiem juga ditemukan sejumlah pakaian yang berserakan. Yang lebih mengherankan, didalam sebuah kamar yang terkunci dari dalam dan bersebelahan dengan korban M Ridwan terdapat dua tumpukan menyerupai sesajian ditutupi kain merah dan dibungkus kain putih.
Selain itu, dua gelas masih berisi air menyerupai susu dan dua gelas lainnya tertumpah diatas talam berwarna hitam serta diatas salahsatu meja dapur berjarak sekira dua meter dari Wagiyem terlihat satu panci bubur putih/sum-sum yang mengental dan disebelahnya terlihat bubur didalam piring putih bercampur dengan biji kacang/bijen.
13087569821935243139
1308758507170852001
wagiyem
Melihat kondisi Wagiyem itu kemudian warga juga menemukan suami korban Supriadi alias Benjol juga dengan kondisi serupa. Tewas mengenaskan di dalam sumur dengan posisi leher terjerat tali timba. Tak hanya itu, kembali, Warga juga menemukan anak kedua korban bernama M Ridwan (15) juga tergelatak tanpa nyawa disamping tempat tidur yang ada diruang tamu di rumah berukuran sekitar 10X7 meter tersebut .
Warga akhirnrya heboh atas penemuan tersebut dan melaporkan penemuan mayat keempat korban sekeluarga, ke pihak kepolisan Resort Labuhanbatu. Menerima laporan, petugas langsung ke TKP. Polisi yang tiba di lokasi langusng melakukan indentififkasi di rumah korban.
Setelah mayat korban Supriadi diangkat dari sumur kemudian Polisi juga menemukan mayat anak bungsu keluarga ini bernama Arif Pradana (8) siswa kelas IIa SD Negeri Nomor 115529 Suka Ramai, Kecamatan Bilah Barat itu, juga tewas tertindih tubuh ayahnya di dalam sumur. Sedangkan anak sulung keluarga ini bernama Juni Ananda Azhari (18) pelajar SMK Negeri 1 Rantau Utara kelas II jurusan Tekhnik Komputer Jaringan, hingga kini menghilang tanpa jejak.
Pantauan dilokasi ditemukan sejumlah peralatan sesaji, bubur, dan empat gelas cairan berwarna putih mirip susu, serta alat perlengkapan spiritual lainya. Anehnya dalam kejadian ini sejumlah barang milik korban masih kelihatan utuh. “Rumahnya di dobrak, terus ditemukan suaminya, istrinya dan anaknya sudah tewas mengenaskan, tapi kayaknya semua barang – barangnya utuh dan terlihat belum ada yang hilang hanya saja anak sulung mereka belum diketahui keberadaanya ” ujar Darma warga sekitar. Dijelaskan Darma selama ini korban diketahui ramah dan tidak pernah terlibat pertengkaran dengan warga sekitar.
Sementara Saginem (45) kakak sepupu korban mengatakan selama ini adik sepupunya beserta keluarga itu tidak memiliki musuh dikampung tersebut bahkan, kata Saginem kemarin sehabis menjual getah karet Korban Supriadi masih sempat membayar jakat penjualan getahnya kepada warga sekitar yang kurang mampu. “Semalam aja masih jumpa ku dan dia masih sempat membayar zakat kepada warga sekitar,” ungkap Saginem sambil terisak.
Idrus kepala kelurahan setempat membenarkan kejadian penemuan mayat sekeluarga itu. Dan dia juga ketika dihubungi via selular mengakui keempat korban meninggal dalam kondisi mengenaskan. Tapi, kata dia, sampai saat itu belum diketahui motif penyebab tewasnya ke empat korba itu. “Tidak belum diketahui penyebab kematian ke empatnya,” ucap Idrus.
Sebab, ditambahkannya, tidak ada indikasi pencurian dan tindak kejahatan perampokan yang terjadi. Karena, beberapa barang berharga milik sekeluarga korban itu masih dalam kondisi utuh. “Ya, sepedamotor dan lainnya juga masih ada di dalam rumah para korban,” bebernya.
Memang, kata dia sesuai informasi yang diperolehnya, korban yang juga keseharian sebagai pedagang getah/karet itu sehari sebelum kejadian menjual getah hasil penampungan getah yang dibelinya dari para warga sekitar. “Sehari sebelumnya korban menjual getah yang dibelinya dari para warga dan uang hasl penjualan itu sepertinya yang belum diketahui keberadaannya,” tambah Idrus.
Amatan lainnya bersama dengan sejumlah personil Polres Labuhanbatu kala itu, tidak ditemukan adanya kerusakan pintu maupun jendela, karena semua masih tertutup dengan baik. Kandang ternak yang bersebelahan dengan dapurpun masih terlihat terkunci rapi dan ternak ayam serta bebek masih berkeliaran disekitar kandang.
Beberapa saat kemudian, ke empat korban yang tewas dievakuasi ke instalasi kamar jenazah RSU Daerah Rantauprapat. Dari data visum etrepertum (VER) dokter Dewi Sartika di UGD diketahui, Supriadi alias benjol mengalami luka robek di bagian kepala belakang pada leher, keluar cairan dari hidung, jejas pada leher 20 centimeter, sedangkan M Ridwan hemapaton pada gigi dan mata atas kanan, luka pada tumit kaki kiri, selanjutnya Wagiyem keluar cairan dari hidung dan mulut, jejas pada leher, kebiruan dan dilatosi pada mata, sementara anak bungsunya mengalami jejas pada leher. Rekomendasi VER agar dilakukan otops ke empat jenazah itu.
<a href="http://ads3.kompasads.com/new/www/delivery/ck.php?n=a80dd573&cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE" target="_blank"><img src="http://ads3.kompasads.com/new/www/delivery/avw.php?zoneid=1033&cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE&n=a80dd573" border="0" alt="" /></a>
Kapolres Labuhanbatu AKBP Hirbak Wahyu Setiawan melalui Wakapolres Kompol Tetra Darmariawan mengatakan kasus itu masih dalam penyelidikan pihak kepolisian. “Masih didalami motifnya. Masih lidik. Anggota sedang di lapangan. Karena masih di autopsi bang,” demikian pesan singkat Tetra.

Dikunjungi Dukun

13087560261677078362
Tewas Misterius- Warga Kelurahan Pulo Padang, kecamatan Rantau Utara, Labuhanbatu dihebohkan dengan penemuan mayat sekeluarga. Supriadi als benjol bersama istri Wagiyem dan kedua anaknya ditemukan tewas mengenaskan dalam rumahnya, Rabu (22/6) sekira pukul 10.00 wib
Sumber yang diperoleh dari sejumlah warga dan kerabat korban, Selasa (21/6) sekitar pukul 19.00 WIB korban tewas sekeluarga tersebut dikunjungi seorang paranormal yang sering dipanggil Mas Adi warga Marbau, Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura). “Memang ada datang seseorang ke rumah korban. Kabarnya dukun. Tak biasanya seperti itu. Tapi kapan pulangnya tidak tahu,” terang Idrus Kepala Kelurahan setempat.
Selain itu, Rita, seorang kemanakan Wagiyem saat dimintai keterangannya oleh polisi didalam rumah korban. Malam sebelum kejadian, dirinya masih berkunjung kerumah Supriadi dan beranjak pulang sekitar pukul 22.40 WIB dan tidak terlihat tanda-tanda yang mencurigakan di rumah itu. Namun paginya hampir pukul 10.00 WIB, rumah tersebut didobrak bersama warga lainnya dikarenakan kebiasaan itu tidak seperti biasanya.
Informasi di lingkungan sekolah SD Negeri Arif Pradana menerangkan, sejak Sabtu kemarin usai ujian sekolah, Arif tidak lagi masuk ke sekolah. “Memang tidak ada masuk sekolah sejak ujian lalu. Kalau dia (Arif Pradana) anak yang baik, pintar dan pendiam. Tanda-tanda lain tidak ada kejanggalan kami lihat,” ucap ke semua guru disana.
Sama halnya dengan Arif Pradana, Juni Ananda Azhari pelajar SMK Negeri 1 Rantau Utara dijelaskan wali kelasnya Okto Sinaga dan temannya mengatakan, sosok Anada anak yang memiliki sifat pendiam dan rajin belajar. “Dia juara kelas. Dan ranking dua di sekolah. Bahkan dia semalam masih ke rumah saya,” ucap Okto.
Selaku anggota OSIS, Ananda bertutur kata ramah dan sopan santun. Pada Sabtu kemarin, Ananda sempat mengatakan kepada temannya bahwa dirinya tidak akan masuk sekolah lagi pasca ujian. Mereka juga mengakui tidak ada tanda-tanda yang mencurigakan terhadap Ananda yang hilang hingga kini. “Memang dia bilang sama kami tidak masuk lagi dan sejak Senin sudah tidak kelihatan. Dia itu baik disekolah, rajin dan baik, sopan lagi. Kami sedih kali dengar tadi dan kami merasa berduka,” terang teman-teman Juni Ananda Azhari yang berada disekeliling rumah korban.
Ditambah rekan lainnya, siang saat diketahuinya sekeluarga itu tewas, salah seorang sanak saudara korban masih dapat menghubungi Juni Ananda melalui ponsel, namun tidak diangkat, dicoba berulangkali, nomor pribadi milik Juni Ananda akhirnya tidak aktif.
Sengketa Tanah Warisan

Informasi yang dihimpun dari lokasi kejadian, keluarga korban juga dikabarkan pernah memiliki sengketa tanah warisan yang sudah lama berlangsung. Itu diduga, sekaitan dengan pembagian tanah milik keluarga orangtua Wagiyem. “Iya, memang ada persoalan sengketa tanah warisan diantara mereka,” ujar Idrus Lurah setempat.
Katanya, sengketa itu dengan keluarga abang tiri korban Wagiyem bernama alm Sangkot. Tapi, Idrus tak mengetahui secara detail tentang kasus itu. Karena dia tidak terlalu mengikuti perkembangannya. “Sepengetahuanku, kasus itu sudah berlanjut ke Pengadilan Tinggi dan bahkan ke MA. Tapi saya tidak mengetahui secara rinci,” tukasnya.
Hasil penelusuran wartawan, diperoleh informasi dari Pengadilan Negeri Rantauprapat data kasus sengketa tanah yang mengatasnamakan Penggugat Suraji melakukan gugatan terhadap tanah seluas 4 rante ke tergugat Wagiyem dan tergugat II Arianto alias Edi.
Di PN Rantauprapat, kasus yang teregistrasi itu sejak 1 oktober 2007 Majelis hakim disana memperkuat posisi Wagiyem sebagai pemilik syah atas tanah warisan itu.
Informasi lainnya, tanah yang berbatas sebelah utara dan Selatan dengan Suraji masing-masing seluas 80 meter, berbatas sebelah Timur berbatas dengan jalan dan barat berbatas dengan Ahmad Hasibuan seluas 44 meter.
Kronologi kasus itu sendiri terkait penguasaan lahan yang dilakukan Wagiyem sejak 1983 lalu yang diberikan oleh orangtua Wagiyem. Dikabarkan, sejak 20 April 2000 lalu Wagiyem memiliki surat waris yang syah terhadap tanah itu, dan PN Rantauprapat juga memperkuatnya. Penggugat juga melakukan banding ke PT di Medan dengan registrasi kasus bernomor 141pdt/2008/PT Mdn. Tapi, kembali PT menjatuh vonis dengan memperkuat keputusan PN Rantauprapat, bahwa tanah itu syah milik Wagiyem.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar